Kote Dan Moge Adalah Pakaian Adat Suku MEE di Ukur Dari Kepariwistaan - IPMANAPANDODE-BALI

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 20 Januari 2016

Kote Dan Moge Adalah Pakaian Adat Suku MEE di Ukur Dari Kepariwistaan

Kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai banyak daya tarik yang sangat berbeda, terutama mengenai suku, ras, budaya dan agama. Dalam konteks kebudaya dari setiap suku yang ada di Indonesia khususnya daerah Papua memiliki beberapa daya tarik kebudaya yakni pakaian adat, rumah adat, tingka laku budaya, intraksi budaya, artefak dan lain-lain. Salah satu budaya Papua yang keunikan menarik perhatian bagi semua wisatawan lokal maupun mancanegara adalah budaya suku Mee.

Secara pengertian kata dari Mee adalah “manusia” yang memiliki akal, budi dan pikiran. Dengan demikian, suku Mee merupakan suku yang berdiam dan menetap di beberapa kabupaten (Nabire, Paniai, Dogiyai, dan Deiyai), kemudian tersebar ke kabupaten-kabupaten lain yang ada di Papua dan kini suku Mee dapat disebut sebagai Meeuwodide yang berarti kelompok atau komunitas Mee yang memiliki satu tujuan untuk membangun Meeuwodide yang sejahterah dalam sistem sosial budaya yang harmonis.

Suku Mee memiliki daya tarik budaya yang unik adalah Koteka dan Moge. Koteka adalah pakaian untuk menutupi kemaluan laki-laki, sedangkan Moge adalah pakaian untuk menutupi kemaluan perempuan maka saling membutuhkan antara pria dan wanita sebgai alat peraga pelengakap pada tubuh.

Pada dasarnya zaman ke zaman sejarah telah mengungkapkan bahwa suku Mee memiliki budaya yang paling menarik perhatian bagi wisatawan lokal maupun wisatawan manca-negara, sampai waktu ini, beberapa wisatawan yang kunjungi dan membeli alat tradisional suku Mee untuk dipergunakan sebagai hiasan atau cinderamata setempat.

Secara praktisnya koteka dan moge digunakan dalam kehidupan sehari-hari bagi suku Mee, untuk rutinitas upacara adat, pesta dansa, pestival budaya, pernikahan perkawinan, dan juga sebagai pakaian adat sehari-hari. Selain dari itu, masa sekarang koteka dan moge digunakan sebagai festival budaya, pentas tari-tarian tradisional antar daerah, penjemputan kepala pemimpin provinsi maupun daerah serta kaum agama maupun para politik.

Oleh karena itu, dalam bidang pariwisata dapat  mengkaji bahwa budaya suku Mee adalah budaya yang berkaitan dengan sistem sosial budaya di mana memiliki nilai totalitas, tata sosial, dan tata laku manusia sebagai moral penerus generasi muda Papua. Seperti praturan undang-undang No.11 Tahun 2010 tentang CAGAR BUDAYA yang berperan penting dalam kepariwistaan dan masyarakat yang mempelajari kebudayan yang ada.

Maka dari itu, Pariwista sangat penting untuk mengembangkan budaya yang unik dan budaya yang dapat menarik perhatian dunia, terutama dalam mempersiapkan masyarakat yang maju dan berkembang pada budayanya. Sehingga koteka dan moge memiliki keunikan yang unggul dalam pelestarian budaya bangsa bagi generasi muda Meeuwodide.

By: Natalis Bukega
(Penulis adalah mahasiswa aktif kulia di Bali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages